parkiran motor

parkiran motor di gedung dan mal di jakarta sama sekali tidak motoriawi [manusia -> manusiawi, see the red line? :P].

pertama, kadang kadang tidak ada petunjuk dimanakah motor harus diparkir, yang ada jadi bertanya ke satpam dimanakah harus markir, -yang belum tentu dapet respon yang memuaskan :D

kedua, pengelola parkiran motor sama sekali gak membatasi jumlah motor yang masuk ke parkirannya, walhasil jadi penuh, dan akhirnya sama sekali sulit untuk memakirkan motor, dikarenakan sudah melebihi kapasitas tampung parkiran.

ketiga, karena saking penuhnya, orang yang baru datang, akhirnya berusaha untuk memarkirkan motornya secara paksa,

• * mengeser ngeser sedikit demi sedikit 2(dua) atau lebih motor lain yang sudah terparkir, lalu setelah ada celah, diselipkanlah motor nya di celah sempit yang ada..
  dimana hal ini mengakibatkan : patah spion, jatoh helm, lecetlecet pada motor orang laen (dan motor telat tadi)
• * markir secara seri (bukan paralel), alias malangin motor orang laen. iya kalo udah markir seri trus stang / roda nya gak dikonci,.. kalo ternyata di konci yah jadi nasib sial empunya motor yang terhalangi tersebut, yang bisa berakibat vandal terhadap motor yang malangin tersebut bisa digeret secara paksa,

keempat, nggak tegasnya sekuriti dan petugas parkir nya, yaitu membiarkan orang yang parkir salah, parkir sembarangan, parkir seenaknya.

salah satu parkiran motor yang paling motoriawi di jakarta mungkin adalah parkiran motor di menara mulia. parkirannya dicat pembatas selebar motor. dan ada satpam yang memantau apakah pengendara motor memarkir motor dengan benar atau tidak, dan melarang motor untuk diparkir secara seri (memalangi motor lain)

dan selain motoriawi, parkiran di menara mulia juga sepedaiwai, karena disediakan lahan untuk memarkir sepeda. ini tentu bagus untuk para pekerja yang bersepeda yang tergabung dengan biketowork, mereka bisa parkir dengan nyaman, dengan tidak harus `nitip` ke satpam karena tidak ada nya lahan untuk sepeda